Lapor Kompas.com, Anwar berkata, melalui penyatuan semua negara Asean, bantahan lebih mudah dan didengari.
“Kita harus ambil sikap (tindakan), harus tegas, terutama menuntut mereka untuk minta maaf. Segera keluarkan (ungkapan(kenyataan)) siapa saja yang terlibat,” kata Anwar pada pertemuan dengan Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Irman Gusman di Jakarta, semalam.
Katanya, negara-negara Asean seperti Indonesia dan Malaysia yang dikhabarkan diintip Amerika masih berlembut dan tidak tegas.
Menurut Anwar, Indonesia hanya sekadar melakukan bantahan tanpa tindakan lebih jauh.
Bagaimanapun, beliau menyifatkan, reaksi Indonesia itu lebih baik dibandingkan pemerintah Malaysia yang sama sekali belum mempamerkan bantahan.
“Sampai sekarang pemerintahan Malaysia belum ada pernyataan keras terhadap (isu) ini. Sering kali kita menemukan sikap yang lemah,” kata mantan Timbalan Perdana Menteri Malaysia itu, lapor portal Indonesia itu dipetik.
Anwar selanjutnya membandingkan dengan negara-negara Eropah seperti Jerman yang juga menjadi sasaran intipan Amerika. Ini kerana Jerman menentang keras setelah mengetahui Kanselor Jerman, Angela Merkel diintip.
“Jerman sebagai negara tetangga (jiran) masih dicurangi, apalagi negara Asia. Untuk itu, kita harus memprotes keras. Harus tegas, terutama menuntut untuk (Amerika) meminta maaf,” tegas Anwar.
Dilaporkan, Agensi Keselamatan Kebangsaan (NSA) AS diketahui mengintip komunikasi negara-negara sekutu mereka di Eropah. AS juga disebut mengintip komunikasi pemerintah Indonesia. Australia juga dilaporkan melakukan hal yang sama terhadap Indonesia.
Laporan terbaru di laman Sydney Morning Herald 31 Oktober lalu menyebut, pejabat Kedutaan Besar Australia di Jakarta turut menjadi lokasi intipan maklumat elektronik.
Sehubungan itu, Kerajaan Indonesia meminta pengesahan Kedutaan Besar AS dan Australia mengenai intipan yang diduga dilakukan kedua-dua negara tersebut terhadap negara itu tetapi hasilnya, AS mahupun Australia sekadar membisu.
Anwar dalam kenyataan sebelum itu menyelar sikap Perdana Menteri, Datuk Seri Najib Razak yang membisu terhadap tindakan tercela itu.
KeadilanDaily
0 comments:
Catat Ulasan
Komenlah dan berhujahlah dengan baik...